TENTANG PLUNENG

Asal Mula Nama Pluneng

Menurut para orang tua dikelurahan Pluneng, kata "Pluneng" berasal dari kata "Nyemplung Seneng". Suku kala "Plu" diambil; dari kata "Nyemplung" dengan mengambil "Plu"nya, dan suku kata "Neng" diambil dari kata "Seneng" dengan mengambil suku kata "Neng" ya. Kata Nyemplung Seneng sendiri berarti "Jika masuk kedalam air akan merasa senang". Maksudnya adalah jika ada orang yang masuk (Mandi) dipemandian yang ada dipluneng diharapkan akan merasa senang. Para orang tua jaman dahulu menamakan daerah ini dengan nama Pluneng karena memang dikelurahan Pluneng ini terdapat dua buah pemandian yang kini menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi yaitu :

Pemandian Tirtomulyono

Luas 700 meter persegi dengan kedalaman 2 m, obyek wisata ini terletak didesa Tempel. Pemandian ini disebut "Umbul Lanang" oleh penduduk setempat. Dulu pemandian ini digunakan untuk pemandian laki-laki dan perempuan, namun atas perintah Paku Buwono X, kemudian antara pemandian laki-laki dan perempuan dipisah yang selanjutnya para kaum perempuan ditempatkan di pemandian Tirtomulyani, yang berlokasi disebelah timur pemandian Tirtomulyono.
 :


Pemandian Tirtomulyani

Luas 400 meter persegi, kedalaman rata-rata 75 cm. Terletak didesa Karanglor, dan disebut "Umbul Wedok" oleh penduduk setempat. 



Makanan dan Industri

Makanan
Makanan yang sangat khas dikelurahan Pluneng adlah "Kimpling", dibuat dari ketela pohon yang dihaluskan, kemudian dipipihkan dan diberi rempah-rempah lalu dijemur hingga kering baru kemudian digoreng. Kimpling biasanya dinikmati setelah mandi di pemandian karena Kimpling mampu menghangatkant tubuh yang kedinginan.

Industri
- Kerajinan Kemoceng dari bulu ayam
- Kerajinan Ukir Kayu
Berpusat didukuh Ngemplak. Kayu-kayu biasanya diukir menjadi mainan anak-anak seperti mobil-mobilan, kapal, perahu, dan pemasarannya sudah mencapai wilayah Yogyakarta dan Solo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar